Pensiunan PT Chevron Pacific Indonesia. Menjadi Pemerhati aspal Buton sejak 2005.

Ketika Kita Rela Memberikan Segalanya

6 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi perjuangan
Iklan

Jika kita ingin mengetahui arti sejati perjuangan, lihatlah kepada seorang ibu yang rela kelaparan demi memberi makan anaknya.

***

Banyak orang berbicara tentang perjuangan, tetapi sedikit yang benar-benar memahaminya. Perjuangan bukan sekadar bekerja keras atau menahan lelah. Perjuangan adalah ketika kita mempertaruhkan segalanya, waktu, tenaga, bahkan nyawa, untuk sebuah tujuan yang kita yakini. Di situlah letak ujian sebenarnya: seberapa jauh kita berani memberi tanpa menghitung untung-rugi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejarah bangsa ini adalah bukti bahwa perjuangan sejati menuntut pengorbanan total. Para pejuang kemerdekaan tidak hanya meninggalkan kenyamanan, tetapi juga bersedia mengorbankan hidup. Mereka tidak pernah tahu apakah akan melihat Indonesia merdeka, tetapi mereka tetap berjuang. Karena bagi mereka, mati dalam perjuangan jauh lebih mulia daripada hidup tanpa kehormatan.

Perjuangan adalah peperangan yang sunyi maupun bising. Kadang ia terjadi di medan pertempuran yang nyata, kadang ia berlangsung di dalam hati dan pikiran. Kita melawan rasa malas, melawan putus asa, melawan godaan untuk menyerah. Dan sering kali, musuh terbesar bukanlah orang lain, melainkan diri sendiri.

Jika kita ingin mengetahui arti sejati perjuangan, lihatlah kepada seorang ibu yang rela kelaparan demi memberi makan anaknya. Lihat kepada seorang ayah yang bekerja siang dan malam tanpa mengenal lelah demi masa depan keluarga. Perjuangan tidak selalu diwarnai peluru dan darah, tetapi selalu dipenuhi pengorbanan.

Banyak orang ingin menang, tetapi tidak semua siap berkorban. Mereka ingin hasil tanpa proses, ingin pencapaian tanpa kesakitan. Padahal, tidak ada kemenangan tanpa luka. Luka itulah tanda bahwa kita telah berjuang sepenuh hati.

Perjuangan yang setengah-setengah bukanlah perjuangan sejati. Jika kita masih menghitung-hitung kerugian, kita belum benar-benar berjuang. Pejuang sejati memberikan segalanya tanpa menoleh ke belakang. Karena ia tahu, apa yang dikorbankan hari ini adalah benih kemenangan esok hari.

Iman menjadi bahan bakar perjuangan yang tidak pernah habis. Tanpa iman, perjuangan hanyalah gerak tanpa arah. Iman memberi kita alasan untuk bangun lagi setiap kali jatuh, untuk tersenyum di tengah rasa sakit, dan untuk percaya bahwa setiap tetes keringat akan diganti dengan sesuatu yang lebih indah.

Ikhlas adalah senjata utama dalam perjuangan. Ikhlas membuat kita tidak menuntut balasan dari manusia. Ikhlas membuat kita kuat, bahkan ketika seluruh dunia menertawakan atau meremehkan. Karena kita tahu, penilaian sejati hanya datang dari Allah.

Sabar adalah perisai yang melindungi kita dari keputusasaan. Dalam setiap perjuangan, ada masa penantian yang menguji. Sabar membuat kita bertahan ketika hasil belum terlihat. Sabar adalah bukti bahwa kita percaya waktu Allah selalu tepat.

Syukur adalah kemenangan kecil yang kita rayakan setiap hari. Syukur membuat kita menghargai setiap langkah, sekecil apapun. Syukur mengajarkan kita bahwa perjalanan itu sendiri adalah hadiah, bukan hanya garis akhir.

Perjuangan sejati seringkali sunyi. Tidak ada tepuk tangan, tidak ada sorotan kamera. Dunia mungkin tidak tahu betapa kerasnya kita berjuang, tetapi Allah melihatnya dengan jelas. Dan itu cukup untuk membuat kita melangkah lagi.

Kadang, perjuangan terasa tidak adil. Kita sudah memberi segalanya, tetapi hasil masih belum juga terlihat. Saat itulah, pengorbanan kita menjadi ujian terbesar: apakah kita berjuang demi hasil semata, atau demi kehormatan dan keyakinan?

Rela memberikan segalanya berarti siap kehilangan. Siap kehilangan waktu, tenaga, kenyamanan, bahkan mimpi-mimpi kecil, demi tujuan yang lebih besar. Dan anehnya, dalam kehilangan itu kita justru menemukan diri kita yang sesungguhnya.

Banyak orang berhenti di tengah jalan karena lelah. Tetapi pejuang sejati tahu, lelah adalah bagian dari perjalanan. Mereka beristirahat, lalu melangkah lagi. Karena mereka percaya, kemenangan bukan milik yang tercepat, tetapi milik yang tidak pernah berhenti.

Pengorbanan adalah mata uang perjuangan. Semakin besar yang kita bayar, semakin mahal nilai kemenangan itu. Dan ketika kita akhirnya meraih tujuan, kita tahu setiap luka dan air mata telah terbayar lunas.

Perjuangan bukan soal siapa yang paling kuat, tetapi siapa yang paling bertahan. Bukan soal siapa yang paling cerdas, tetapi siapa yang paling berani memberikan segalanya tanpa pamrih. Di sanalah letak perbedaan antara pemenang dan pecundang.

Pada akhirnya, perjuangan sejati adalah ketika kita rela memberikan segalanya tanpa takut kehilangan apapun. Karena kita percaya, tidak ada yang benar-benar hilang jika kita memberikannya untuk tujuan yang mulia. Dan dari situlah lahir kemenangan sejati yang tidak hanya membanggakan di dunia, tetapi juga kekal di akhirat.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler